Tuesday, 10 June 2014

Redefining intelligence


Selamat malam rekan-rekan sejawat :D.

Malam ini saya mau mencoba menanggapi sebuah pertanyaan (atau sebuah request) dari Mimin Biogama terkait tips untuk sukses di Olimpiade atau pun untuk terus berprestasi.

Jawabannya cukup sederhana, yaitu kerja keras dan belajar.

Semua orang diberi modal yang sama oleh Allah SWT, 24 jam sehari. Waktu inilah yang akan teman-teman gunakan sebagai modal yang akan diinvestasikan untuk berproses.

Tidak ada kata instan untuk meraih sesuatu, nikmatilah waktu yang rekan-rekan invest untuk berproses, dan have fun!
Oke, tapi realitanya ga begitu mas! Buktinya saya sudah bekerja keras, tapi tetap hasilnya ga ada bedanya. Emang dasarnya ada yang diberikan Tuhan lebih, ada yang tidak. Tuhan memang tidak adil!

Seringkali saya mendengar keluhan-keluhan serupa dari beberapa orang. Biasanya sih saya Cuma menghela nafas, tersenyum kecil, sambil merasa kasihan. Siapa kamu berhak men-Judge Tuhan tidak adil?

Tuhan Maha Adil.

Tiap orang diberikan kelebihan dan kekurangan, dan tiap orang diberi kesempatan untuk dapat menjadi lebih baik.

Ar-Ra'd 11. ....إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” 

Ada banyak cara untuk dapat merubah diri, tiap individu unik, tapi ada satu hal yang perlu diperhatikan untuk semua, yaitu menjadi CERDAS.
Apa sih cerdas itu?

Klasik-nya, cerdas itu ketika kamu dapet nilai A, ketika IPK kamu tiga koma, pokoknya kamu Maha Benar :p



Sebuah hasil riset yang menarik dari seorang pakar komputer dan fisika, Alex Wissner-Gross (2013) dalam TEDxBeaconStreet, menjelaskan formula dari kecerdasan, yaitu:

F = T ∇ Sτ

Duh, jangan-jangan anak Biologi udah pada alergi nih sama rumus – rumus ginian. Hehe,

So what you're seeing here is a statement of correspondence that intelligence is a force, F, that acts so as to maximize future freedom of action. It acts to maximize future freedom of action, or keep options open, with some strength T, with the diversity of possible accessible futures, S, up to some future time horizon, tau. In short, intelligence doesn't like to get trapped. Intelligence tries to maximize future freedom of action and keep options open.

Jadi, kecerdasan adalah sebuah gaya, F, yang yang bekerja untuk memaksimalkan kebebasan untuk bertindak di masa depan (iki translate-an gugel).

Singkatnya, kecerdasan tidak suka terperangkap dalam suatu kondisi. Dia selalu berusaha untuk memaksimalkan kebebasan bertindak di masa depan dan memastikan bahwa selalu ada opsi yang bisa diambil.

So, sudah cerdaskah anda?

Sebagai mahasiswa, lakukan apa yang rekan-rekan minati. Ambil langkah-langkah strategis yang bisa membukakan masa depan teman-teman.
Tidak ada salahnya “ijin” dari kelas untuk mengikuti sebuah acara di luar, entah itu lomba, konferensi, aksi, diskusi, dll. Berjejaring, membuat koneksi baru, membuka wawasan, keluar dari kotak yang kamu buat sendiri, dan buat masa depanmu sendiri. Ketika kamu meng-invest waktu untuk membolos kuliah, ya konsekuensinya gampang, kamu harus bisa belajar lebih keras dari teman-teman yang ga bolos.

Kalau masih merasa mata kuliah “X” itu sulit, keluarlah dari opini tadi, dan buat mata kuliah itu jadi gampang. Saya rasa tiap mata kuliah sudah disusun dengan silabus yang jelas, jadi seharusnya sudah ada pattern dong kira-kira bakal kayak gimana ujiannya. Diprediksi bisa kok, apalagi kalau sudah ada contoh soal tahun lalu. Usaha lah, ada kakak angkatan, ada teman yang pintar dan rajin, ada catetan, ada buku, dll. Satu hal yang pasti, trust yourself!Ga ada yang bisa menjamin hasil yang kamu capai kecuali kamu sendiri, dan jangan salahkan siapapun untuk itu.

Tapi kadang “kesibukan” itu malah jadi kambing hitam seorang aktivis untuk tidak dapat berprestasi di bidang akademik. Saya rasa itu langkah yang kurang cerdas. Misal gini, saking rajinnya berjejaring, anda dapat nilai jelek untuk suatu mata kuliah, dan harus mengulang di tahun depan. Impact-nya, waktu yang bisa kamu invest untuk hal lain berkurang, dan hal ini sangat merugikan.

I don’t like to get trapped.

Jujur, saya fobia dengan tempat sempit. Saya suka untuk dapat bergerak leluasa. Saya benci terjebak macet, oleh karena itu saya suka lewat jalur-jalur alternatif di Jogja :p

Dalam berkarya pun seperti itu.

I don’t like to get trapped.

Dunia itu luas, masa sih cuma di sini-sini doang. Mari kita keluar dari kotak ini, dan buatlah masa depan yang lebih luas.

W = F ΔS

Usaha = Gaya x Jarak.

Kalo hidup kamu masih gini-gini aja, berarti kamu belum usaha, cuma gaya doang.

0 comments :

Post a Comment